Interview versi Jin dengan Majalah Rolling Stone
RS : I know you just woke up today. What was your day like yesterday?
JIN : We went to shoot a variety show, a popular and famous show in Korea, and we haven’t done one of these in a while. I want to emphasize and make sure it’s pointed out for the record that everybody went berserk about how good-looking I was
RS : Aku tahu kamu baru bangun hari ini. Seperti apa harimu kemarin?
JIN : Kami pergi untuk syuting variety show, yang sangat populer dan terkenal di korea, tapi kami belum menyelesaikannya. saya ingin menekankan dan memastikan bahwa semua orang akan mengamuk dengan ketampanan saya.
RS : Even through the mask I can tell. So what have you learned about yourself in this year off the road?
JIN : Especially when we were on tour, there wasn’t time to reflect on myself and figure out what gives me joy, what makes me relax. Being off the road for a year gave me a chance to really reflect on what I want and who I am, and sort of learn to love myself. I got a chance to sleep more, and that makes me a lot more satisfied. I tried exercising, and I realized that’s something that I like. And everyday things like playing games, watching movies, singing, those kinds of things.
RS : Bahkan dibalik masker (yang digunakan) saya tahu (kamu tampan). Jadi, apa yang telah kamu pelajari tentang diri kamu ditahun ini?
JIN : Apalagi saat kami sedang tur, tidak ada waktu untuk me-istirahatkan diri dan mencari tahu apa yang membuat saya senang, apa yang membuat saya relax. berada diluar jalur selama setahun ini memberikan saya kesempatan untuk benar-benar merenungkan 'apa yang saya inginkan' dan 'siapa saya', dan semacam belajar mencintai diri sendiri. saya mendapat kesempatan untuk tidur lebih banyak, dan itu membuat saya jauh lebih puas. saya mencoba berolahraga, dan saya menyadari itu adalah sesuatu yang saya sukai. dan sehari-hari seperti bermain games, menonton tv, bernyanyi, hal-hal semacam itu.
RS : At the same time, It feels like you felt the pain of not being on tour.
JIN : Not just myself, but other members really felt that. When we couldn’t go on tour, everybody felt really a sense of loss, a sense of powerlessness, and we were all sad. And it actually took us a while to get over those feelings.
RS : Pada saat yang sama, kamu merasa sedih saat karena tidak ada tur.
JIN : Bukan hanya saya, tetapi member lain juga merasakannya. saat kami tidak bisa tur, semua orang benar-benar merasa kehilangan, tidak berdaya, dan kami semua sedih. Dan sebenarnya butuh beberapa waktu bagi kami untuk melupakaan persaan itu.
RS : You wrote the song "Abyss" about some of those feelings, right?
JIN : As the title suggests, I was feeling very down deep in the abyss when I was writing the lyrics. I was feeling very sad and down. But the process of actually singing the song and recording the song alleviated a lot of those emotions.
RS : Kamu menulis lagu "Abyss" tentang perasaan itu, bukan?
JIN : Seperti yang tersirat dari judulnya, saya merasa sangat sedih saat menulis lirik. saya merasa sangat sedih dan sedih (mendalam). Tapi dalam proses menyanyikannya dan merekam lagu tersebut meredakan banyak emosi.
RS : "Moon" is a great guitar-driven song. Is it true that you would like BTS to record more material that leans toward rock?
JIN : I don’t think I’ll refuse any rock-style songs that come our way. It’d be good if we can do more of them, but they have to be feel appropriate and match the style of our team.
RS : "Moon" adalah lagu terbaik yang dibawakan dengan gitar. Benarkah BTS akan merekam lebih banyak lagu yang mengarah ke rock?
JIN : Saya tidak berfikir untuk menolak lagu rock apapun yang datang ke kami. Akan lebih bagus jika kami mencoba lebih banyak hal, tapi lagu tersebut harus sesuai dengan feel & style tim kami.
RS : Since your background was in acting, you really had to learn to sing and dance from scratch as a trainee. What was that like?
JIN : It was true then and it still is true now that it does take more effort for me to do the things that may come more naturally for the other members. I lack in many areas. For example, a lot of the other members will learn a dance once and they’ll be able to dance right away to the music. But I can’t do that, so I do try to work harder so I don’t hold the other members back or be a burden. So I would come to dance practice an hour early, or after the practice was over, I would stay behind another hour or so, and ask the teacher to go over the choreography one more time.
RS : Latar belakang kamu dari dunia akting. Kamu benar-benar harus belajar nyanyi dan tari dari awal sejak trainee, seperti apa itu?
JIN : Benar, saat itu dan sampai sekarang saya butuh lebih banyak usaha untuk melakukannya, yang mungkin dari member lain lebih natural. saya kekurangan dibanyak bidang. misalnya, member lain belajar menari sekali dan mereka langsung bisa menari mengikuti musik. tapi saya tidak bisa melakukan itu, jadi saya berusaha bekerja lebih keras agar tidak menjadi beban bagi member lain. jadi saya datang latihan sejam lebih awal , atau setelah selesai latihan, saya akan latihan lagi sekitar satu jam, dan meminta guru membahas koreografi sekali lagi.
RS : But you've become an amazing singer. What were some moments when you started to realize that you achieved some mastery of singing?
JIN : I don’t think there really was a moment when I felt I had arrived as a singer. I haven’t mastered singing. But a singer has a duty and an obligation to bring joy to the audience. As we went on tour, I began to see the audience liking what I was doing. We were sharing the same emotions and what I was doing was resonating with them more and more. So whether it was my singing or my performance or whatever it might be, I began to realize that I am able to communicate with the audience.
RS : Tapi kamu telah menjadi penyanyi yang luar biasa. Pada saat apa kamu mulai menyadari bahwa kamu telah mahir dalam bernyanyi?
JIN : saya rasa tidak ada momen ketika saya merasa telah benar-benar (mahir) menjadi penyanyi. saya belum menguasai (menyanyi). namun, sebagai seorang penyanyi memiliki tugas dan berkewajiban untuk menghadirkan kegembiraan bagi penontonnya. saat kami melakukan tur, saya melihat penonton menyukai apa yang saya lakukan. kami berbagi emosi dan apa yang saya lakukan semakin beresonansi dengan mereka. jadi, apakah itu nyanyian saya atau penampilan saya atau apapun itu, saya menyadari bahwa saya dapat berkomunikasi dengan penonton.
RS : Tell me about [Hybe Founder] Mr.Bang. What is his particular genius?
JIN : A lot of it, I think, is luck. The realization of genius was his good fortune in meeting us. I don't think he could have don't it without us. I think in his good fortune lies his genius...I think one thing that I can say about him is his ability to look into the furture and read trends very early on. He's able to see "This is the kind of thing that we can be doing, This will be good for the future." So I think that he's very capable in that. Plus he's very lucky.
RS : Ceritakan tentang [Pendiri Hybe] Mr.Bang. Apa kejeniusannya yang istimewa?
JIN : Menurutku, kebanyakan adalah keberuntungan. kejeniusannya adalah keberuntungan bertemu kami. saya tidak berpikir dia bisa melakukannya tanpa kita. saya pikir keberuntungannya terletak pada kejeniusannya...satu hal yang dapat saya katakan tentang dia adalah kemampuannya untuk menerka masa depan dan membaca tren masa kini. dia dapat melihat "ini hal yang bisa kita lakukan, ini akan bagus di masa depan". jadi menurut saya, dia sangat mampu dalam hal itu. ditambah dia sangat beruntung.
RS : You are of course, The oldest member of the group. There's a truism that people sort of freeze at the age they become famous, because that's when ordinary life stops for them. So in your head, do you feel like someone who is almost 30, or do you feel younger?
JIN : This is embarrassing for me to say because it's sort of tooting our own horn, I guess. But at every moment where I felt that we were at the peak of our fame. After that we reached another peak, and another peak. And so as I continued to become older, and again, it's kind of embarrassing to say this, we were able to hit more and more peaks. So I feel my age! I feel that I'm 29.
RS : Kamu member tertua di grup, orang menyangkal untuk umur mereka ketika mereka menjadi terkenal. Karena saat itulah kehidupan biasa berhenti bagi mereka. Jadi, apakah kamu merasa seperti seseorang yang berumur 30 tahun, atau merasa lebih muda?
JIN : Ini sangat memalukan bagi saya untuk mengatakannya, karena saya rasa itu seperti berteriak pada diri sendiri. tapi, momen dimana saya merasa bahwa kami berada di puncak ketenaran kami,saat itulah kami mencapai puncak lainnya, dan puncak lainnya. dan seiring bertambah usia saya, dan sekali lagi saya malu untuk mengatakan ini bahwa kami mampu mencapai puncak lebih banyak dan lebih banyak lagi. saya tahu usia saya. saya berusia 29 tahun.
RS : Would you like to try acting again at some point?
JIN : Nothing’s carved in stone. I sort of like to go with the flow and do what I feel. Right now I really love music, so I think I’m obviously more oriented to doing music.
RS : Apakah anda ingin mencoba berakting lagi suatu saat nanti?
JIN : Itu diluar kendali saya. Saya suka mengikuti arus dan melakukan apa yang saya rasakan. Saat ini saya menyukai musik, jadi jelas, saya lebih ber-orientasi pada bermusik.
*) Nothing's carved in stone disini seperti Out of control
RS : "Spring Day" is obviously a group effort, but I find your part on it particularly moving. What do you remember about recording that song?
JIN : We wanted to create sort of a sweetly sentimental or melancholy feeling for that song. When we got the lyrics, we tried to set the theme and the tone for recording the music. I tried to recall a lot of my sweetly melancholy memories so that I could translate it into the overall feeling. For example, you’re thinking about a friend that you may have lost touch with, and drawing from that sadness.
RS : "Spirng Day" adalah usaha kalian semua, tapi saya lihat peran kamu di lagu tersebut sangat mendalam. Apa yang kamu ingat saat proses rekaman lagu itu?
JIN : Kami ingin menciptakan perasaan yang 'sentimental' atau 'melankolis' yang manis untuk lagu ini. ketika kami mendapatkan liriknya, kami mencoba mengatur tema dan nada untuk merekam lagu itu. Saya mencoba mengingat kembali kenangan manis yang pernah terjadi untuk bisa saya terjemahkan perasaan itu kedalam lagu ini. misalnya, kamu memikirkan seorang teman yang mungkin telah kehilangan kontak dengan kamu, lalu menggambarkan kesedihan itu.
RS : How does all the complex vocal interplay on BTS' songs come about - How do you all decide who sings what?
JIN : So when a song is finished, we will all sing it. We will sing the entire song. And then we decide which lines really suit which person and their character. And we try to work that out.
RS : Bagaimana rumitnya semua vocal pada lagu-lagu BTS - Bagaimana kalian memutuskan siapa yang menyanyikan (lagu/bagian) apa?
JIN : Jadi, ketika sebuah lagu selesai, kita semua akan menyanyikannya. kami akan menyanyikan keseluruhan lagu. kemudian, kami memutuskan baris mana yang benar-benar sesuai dengan karakter masing-masing member. lalu kami menyelesaikannya.
RS : And finally, in your trainee days, could you have ever imagined this level of success?
JIN : I think at that time, I felt that if I could bring together an audience of 1,000 people, that’s what I wanted to do. That was my goal back in those days.
RS : Dan terakhir, pada saat trainee, pernahkah kamu membayangkan tingkat kesuksesan seperti ini?
JIN : Pada saat itu, saya pikir saya hanya bisa mengumpulkan 1.000 penonton, itulah yang ingin saya lakukan. itulah tujuan saya saat itu.
Source : https://www.rollingstone.com/music/music-features/bts-jin-interview-cover-story-1167270/
Komentar
Posting Komentar